Tolong bantuin top up voucher game, dong, sayang.
Tolong bantuin top up voucher game, dong, sayang.
Matahari sudah tak sabar ingin kembali ke peraduannya, sementara aku dan adikku berada di tanah antah-berantah. Perjalanan yang harus kami tempuh masih panjang, ban motor pecah, kami berdua sama sekali nggak pegang uang cash, dan mesin ATM tak juga kami temukan hingga rasa takut mulai menghampiri. Kurang sial apa lagi, coba?
Digitalisasi BRI: BRImo |
Digitalisasi BRI: BRILink |
Meski akan selalu datang bahagia, yang kutahu bahwa Februari selalu datang dengan kesedihan dan beragam kisahnya.
Sad February and other stories that I have to deal with. Nggak bisa lari sama sekali, karena di saat aku berlari hingga ke ujung dunia pun, kesedihan akan tetap menemani.
Hingga akhirnya opsi terbaik untuk dipilih adalah mencoba memberanikan diri untuk tetap menghadapinya.
Walaupun dengan bantuan keteguhan hati yang setipis kertas, kaki ini harus tetap melangkah. Dengan tertatih sekalipun, atau bila perlu dengan menyeret kaki ini untuk tetap bergerak.
-PS: ini fiksi-
Tahun tiba-tiba berganti. Desember sudah mencapai penghujung, sementara Januari berdiri tegak menunggu saatnya tampil dengan gagah. Tanpa malu-malu, Januari maju.
Hingga sebuah kenyataan terasa memekakkan telinga. Januari dan sesuatu yang baru, bukanlah sesuatu yang baru.
Januari dan pengenalan diri, demi karakter yang lebih baik lagi. Tentang kehidupan, masa depan, dan pendewasaan.
Bulan Desember baru berjalan setengahnya dan hidup rasanya nano-nano. Ada banyak hal baru yang dipelajari di bulan ini. Di tahun ini, tepatnya. Aku belajar beragam hal, literally a lot of things.
Dan aku bangga.
Bahwa aku berani menantang diriku sendiri untuk terus bertumbuh, menjadi lebih besar, lebih baik dari sebelumnya.
Hei, terima kasih diriku. Kita hebat.
Tiba-tiba, semua terasa tidak baik-baik saja.
Entah apa yang terjadi hingga semua menjadi entahlah.
Yang kutahu, bulan ini hampir setiap hari hujan. Pagi, siang, sore, dan malam, tak peduli waktu.
Ember-ember yang dikeluarkan di setiap bulan berakhiran -ember. September, Oktober, November, serta Desember.
Mungkin saja, hujan bulan November turut menarik jiwaku untuk ikut suntuk, hingga semua warna berubah menjadi kelabu.
Ya, mungkin saja.
Oktober baru beranjak setengah jalan, tapi mengapa semua terasa begitu berat?
Meski nantinya semua akan baik-baik saja, namun tetap saja. What did I do?
And what should I do, now?
I don't know what to do. I really don't.